Minggu, 21 Desember 2008

Penyakit pertama: Syirik

pada tulisan yang lalu kita telah berbicara tentang penyakit hati, ini adalah penyakit hati yang pertama, yaitu syirik

Semenjak Iblis Laknatullahi meminta izin kepada Allah SWT. untuk mencari teman yang akan menemaninya di Neraka nanti. Targetnya adalah anak cucu Adam AS. sebagai bentuk permusuhan terhadap Nabiyullah, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an :

Artinya:Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu(Adam), lalu kami bentuk tubumu, lalu kami katakan kepada Para Malaikat:”Bersujudlah kamu kepada Adam”; mereka pun bersujud kecuali Iblis, Dia tidak termasuk yang bersujud*Allah bertanya”apa yang menghalangimu dari perintahku untuk bersujud kepada(Adam)?* Iblis menjawab:”Aku lebih baik dari padanya, Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Ia Engkau ciptakan dari Tanah* lalu Allah berkata” Keluar engkau dari Syurga, tidak pantas bagi orang-orang yang menyombongkan diri, Sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang hina*Iblis menjawab” Ya Allah berilah kepadaku tempo waktu hingga hari pembalasan*Allah menjawab”Engkau termasuk orang yang diberi tempo*Iblis berikrar” Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menghukum saya tersesat, saya akanmenghalang-halangi(anak Adam)dari jalanMu yang lurus*Kemudian akan aku datangi mereka dari arah depan,belakangsamping kiri dan kanan, Engaku tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur(ta’at)*Allah berfirman”Keluarlah kamu dari syurga sebagai orang yang hina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa yang mengikutimu, aku akan mengisi neraka jahannam dari kamu semua*

Syirik, anak panah pertama yang lepas dari busur Iblis tepatnya hati manusia. Coba teliti kembali histrori ummat terdahulu, faktor apa yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh AS. tidak terkecuali anak kandungnya sendiri, mengapa Ayah Khalilullah Ibrahim AS. termasuk penduduk nerakan Jahannam, Fir’aun dan bala tentaranya mati mengenaskan di Laut Merah, Ummat Nabi Isa As, hingga paman Afdalul Anbiyak Rasulullah SAW. Abi Thalib merasakan pedihnya azab neraka ? Syirik adalah jawabannya. wabah penyakit paling berbahaya yang menggrogoti anak Adam.

Lalu terlintas pertanyaan di benak kita, setelah Allah SWT. mengizinkan Iblis menggoda anak Adam, apakah Ia membiarkan mereka begitu saja dalam kesesatan? Tidak sama sekali. 950 tahun bukanlah rentang waktu yang minim. Tapi begitulah lamanya Nabi Nuh AS. menyampaikan Risalah dari Allah untuk menyelamatkan mereka dari Iblis dan dedengkotnya, kisah Nabi Ibrahim AS. yang tidak dilahap api menjadi kebesaran Allah yang untuk mengajak kaumnya, tongkat Nabi Musa AS. dan taurat sebagai bukti bahwa Allah itu Tuhan yang patut disembah, tidak ada kaum yang diturunkan hidangan dari langit kecuali kaum Nabi Isa AS. dan Abi Thalib yang melindungi dan merawat Rasulullah semenjak kecil dan Abi Lahab bersama Istrinya yang setiap saat mencaci maki bahkan melaknat Keponakannya sendiri dalam dakwahnya, semua mukjizat diatas bukti dan saksi bahwasanya Allah SWT. tidak meninggalkan begitu saja hamba-Nya. Allah SWT. dalam firman-Nya telah memberi petunjuk dan peringatan bagi hamba-Nya :

Artinya:Wahai Anak Adam, janganlah kamu sekali-kali tertipu oleh Syaitan, sebagaimana ia telah mengeluerkan dari syurga, ia menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat mereka*Ssesungghunya ia dan para pengikutnya melihat kamusedangkan kamu tak bisa melihat mereka. Ssesungguhnya telah menjadikan Para Syaitan pemimpin bagi orang yang tidak beriman(QS:Al A’raf:27).

Dalam ayat yang lain, surat Yasin : 60, Allah SWT. berfirman :
Artinya:Bukankah Aku telah memberi peringatan kepadamu wahai anak Adam, supaya kamu tidak menyembah Syaitan? Sesungguhnya Syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.

Sekarang kita balik bertanya, siapakah yang lebih tau tentang manusia?apakah diri mereka sendiri atau yang menciptakannya ? Allah SWT. tentu jawabannya, jika Ia lebih tau bagaimana ciptaan-Nya, mengapa kita menjadikan makhluk yang telah dilaknat menjadi pemimpin?
Contoh lain yang lebih mudah dicerna, kita membeli motor buatan jepang, mengapa disaat mengalami kerusakan dan gangguan tekhnis, mengapa kita menggantinya dengan onderdil buatan lain ?

Kelengahan dalam kondisi seperti inilah yang menjerumuskan kita ke jalan sesat dan menyeret dalam neraka, kita selalu mengedepankan kemewahan dan kenikmatan yang bersifat sementara dari pada kebahagiaan yang hakiki.
Syirik menduduki rangking pertama dalam kategori dosa besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan muslim dari hadis Abi Bakar RA. : Maukah aku beritahukan dosa paling besar ? para sahabat menjawab : tentu ya Rasulallah, Rasul berkata: Syirik(menyekutukan) kepada Allah.

Rabu, 17 Desember 2008

Penyakit Hati

Kesucian hati menjadi unsur paling signifikan bagi kebahagian jiwa sesorang, baik di dunia atau akhirat, tidak ada yang lebih berharga bagi diri seseorang kecuali kemurnian hati dan bersih dari segala bintik noda, syirik, nifaq, riya, takabbur, ujub dan segala penyakit yang mengotori hati. Dan penyakit-penyakit tersebut mempunyai dampak yang negatif dan membawa kepada kehancuran. Jauh dari perbandingan, tubuh yang dihinggapi sebagian virus berbahaya dengan penyakit yang mencemarkan agama dan menelenjanginya dari pada keimanan. Dengan demikian akan melahirkan kesulitan, meratapi kesedihan serta mengiringnya ke dalam Neraka.

Kelengahan serta kurang dan sempitnya pemahaman terhadap sesuatu, membuat kita melupakan hal yang paling besar dan beresiko, yaitu membiarkan penyakit menggrogoti iman dan hati. Titik balik dari semua itu ketika penyakit yang menyerang tubuh, lever, jantung atau kanker, tanpa pikir panjang kita langsung berkonsultasi dengan spesialis untuk menanyakan penawarnya tanpa mementingkan berapapun biayanya. Kemewahan serta gemerlapnya syahawat dan dunia melalaikan dari mereka dari darul qarar(kiamat) yang kekal dan abadi.

Allah SWT. melalui kitab-Nya menawarakan resep sebagaimana telah diuji oleh Kahillullah Ibrahim AS. dan mujarab : Ya Allah jangan Engkau jadikan aku orang-orang yang hina di Hari kebangkitan, hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(As Syu’ara’ : 87-89).
Rasulullah dalam hadist memberi jaminan keselamatan dhahir dan bathin:Ketahuilah didalam jasad terdapat segumpal darah, bila bersih maka akan baik pula jasadnya dan bila kotor maka akan rusak jasadnya, itulah hati (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam ayat yang lain, Rabbul Jalal menawarkan fasilitas syurga dengan pelayanan yang exclusive, maka persiapkanlah hati yang taubat apabila ingin membookingnya :

Artinya : Dan didekatkan surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tidak jauh, Inilah yang dijanjikan kepadamu kepada haba Allah yang kembali kepada-Nya dan memelihara perintah-Nya, (yaitu)orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah yang ghaib dan datang kepada-Nya dengan hati yang bertaubat (QS.Qaaf : 31-35).

Ayat dan hadist diatas merupakan penawar bagi hati yang sedang sakit, banyak yang telah mencobanya dan sukses, Para Shahabat pasien pertama yang berkonsultasi dengan Rasulullah, dengan izin-Nya penyakit dan virus syirik, dengki, nifaq serta syahwat dunia pun tak lagi menggrogoti hati mereka dan Allah pun memberikan fasilitas istimewa bagi mereka, sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaaf :31-35 diatas). Mengapa Allah SWT dan Rasulullah begitu menekankan permasalahan hati ? karena hati merupakan sasaran petunjuk dan maksiat. Hati ibarat kaca dan maksiat ibarat debu dan amalan shaleh adalah kainnya, bukan mustahil kaca yang begitu jernih dan putih akan tertutup dengan debu yang menempel diatasnya, apabila kita tidak pernah membersihkannya dengan kain, begitulah perumpamaan hati, bukan tidak mungkin akan mati bila diisi dengan maksiat.
Mungkin kita semua belum lupa peristiwa pembunuhan pertama di muka bumi, antara Habil dan Qabil, faktornya tidak lain, yaitu permasalahan hati.

Hati merupakan cerminan jiwa, dikala hati sudah ternodai bintik hitam, pada saat itu jiwa akan terasa gundah. Membersihkan hati merupakan target dan aktivitas utama bagi kaum Mukmin sebagaimana dakwah Allah SWT. dalam Al Qur’an dan seruan Rasulullah SAW. dalam sabdanya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita lebih mementingkan kesucian hati (tathirul Qulub) Ala bizikrillahi tatmainnul Qulub.(hanya dengan mengingat Allah dapat menetramkan hati).