Rabu, 17 Desember 2008

Penyakit Hati

Kesucian hati menjadi unsur paling signifikan bagi kebahagian jiwa sesorang, baik di dunia atau akhirat, tidak ada yang lebih berharga bagi diri seseorang kecuali kemurnian hati dan bersih dari segala bintik noda, syirik, nifaq, riya, takabbur, ujub dan segala penyakit yang mengotori hati. Dan penyakit-penyakit tersebut mempunyai dampak yang negatif dan membawa kepada kehancuran. Jauh dari perbandingan, tubuh yang dihinggapi sebagian virus berbahaya dengan penyakit yang mencemarkan agama dan menelenjanginya dari pada keimanan. Dengan demikian akan melahirkan kesulitan, meratapi kesedihan serta mengiringnya ke dalam Neraka.

Kelengahan serta kurang dan sempitnya pemahaman terhadap sesuatu, membuat kita melupakan hal yang paling besar dan beresiko, yaitu membiarkan penyakit menggrogoti iman dan hati. Titik balik dari semua itu ketika penyakit yang menyerang tubuh, lever, jantung atau kanker, tanpa pikir panjang kita langsung berkonsultasi dengan spesialis untuk menanyakan penawarnya tanpa mementingkan berapapun biayanya. Kemewahan serta gemerlapnya syahawat dan dunia melalaikan dari mereka dari darul qarar(kiamat) yang kekal dan abadi.

Allah SWT. melalui kitab-Nya menawarakan resep sebagaimana telah diuji oleh Kahillullah Ibrahim AS. dan mujarab : Ya Allah jangan Engkau jadikan aku orang-orang yang hina di Hari kebangkitan, hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(As Syu’ara’ : 87-89).
Rasulullah dalam hadist memberi jaminan keselamatan dhahir dan bathin:Ketahuilah didalam jasad terdapat segumpal darah, bila bersih maka akan baik pula jasadnya dan bila kotor maka akan rusak jasadnya, itulah hati (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam ayat yang lain, Rabbul Jalal menawarkan fasilitas syurga dengan pelayanan yang exclusive, maka persiapkanlah hati yang taubat apabila ingin membookingnya :

Artinya : Dan didekatkan surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tidak jauh, Inilah yang dijanjikan kepadamu kepada haba Allah yang kembali kepada-Nya dan memelihara perintah-Nya, (yaitu)orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah yang ghaib dan datang kepada-Nya dengan hati yang bertaubat (QS.Qaaf : 31-35).

Ayat dan hadist diatas merupakan penawar bagi hati yang sedang sakit, banyak yang telah mencobanya dan sukses, Para Shahabat pasien pertama yang berkonsultasi dengan Rasulullah, dengan izin-Nya penyakit dan virus syirik, dengki, nifaq serta syahwat dunia pun tak lagi menggrogoti hati mereka dan Allah pun memberikan fasilitas istimewa bagi mereka, sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaaf :31-35 diatas). Mengapa Allah SWT dan Rasulullah begitu menekankan permasalahan hati ? karena hati merupakan sasaran petunjuk dan maksiat. Hati ibarat kaca dan maksiat ibarat debu dan amalan shaleh adalah kainnya, bukan mustahil kaca yang begitu jernih dan putih akan tertutup dengan debu yang menempel diatasnya, apabila kita tidak pernah membersihkannya dengan kain, begitulah perumpamaan hati, bukan tidak mungkin akan mati bila diisi dengan maksiat.
Mungkin kita semua belum lupa peristiwa pembunuhan pertama di muka bumi, antara Habil dan Qabil, faktornya tidak lain, yaitu permasalahan hati.

Hati merupakan cerminan jiwa, dikala hati sudah ternodai bintik hitam, pada saat itu jiwa akan terasa gundah. Membersihkan hati merupakan target dan aktivitas utama bagi kaum Mukmin sebagaimana dakwah Allah SWT. dalam Al Qur’an dan seruan Rasulullah SAW. dalam sabdanya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita lebih mementingkan kesucian hati (tathirul Qulub) Ala bizikrillahi tatmainnul Qulub.(hanya dengan mengingat Allah dapat menetramkan hati).

0 komentar: